Kamis, 31 Desember 2015

Tips Menjalani Long Distance Relationship

Halo pembaca :)
Ini postingan kedua saya setelah saya cuap-cuap basa-basi tidak jelas di postingan pertama.
Kali ini saya akan membahas tentang Long Distance Relationshit eh Relationship deng! yang menjadi momok besar bagi kebanyakan pasangan.
Oke langsung aja ya..

nb: Saya menulis tulisan ini berdasarkan pengalaman pribadi, singkatnya sekalian curhat.

Long Distance Relationship atau lebih populer disingkat dengan LDR adalah sebuah hubungan dengan jarak sebagai pemisah terbesarnya. Sebenarnya istilah dalam bahasa asing ini bisa kita artikan secara langsung kata demi katanya. Sebenarnya, jauh tidaknya suatu jarak adalah relatif, tergantung seseorang menilai dan menyikapinya. Tetapi secara umum, biasanya LDR ini dijalani oleh pasangan yang berbeda wilayah, beda kota, beda provinsi, bahkan beda negara.

Nah, hal inilah yang saya rasakan sekarang, LDR.
Saat ini saya tinggal dan bersekolah di salah satu SMA di kabupaten Kuningan, Jawa Barat. Sedangkan si 'ehem' yang berasal dari Kota Pemalang kini berkuliah di salah satu PTN di Surabaya, Jawa Timur.

Loh kok bisa kenal?
Percaya atau tidak, kami saling kenal lewat media sosial Instagram. Saya bocorin nih. Awalnya saya tidak mengenal si 'ehem', tapi saya pertama kali mengenal salah satu rekan kerja 'ehem'--sebut saja dia 'uhuk'--lewat media sosial juga (huft), yaitu Secret. Singkat cerita, saya semakin dekat dengan si 'uhuk' ini, sampai setiap hari saya dibuat baper sama dia. Suatu hari, si 'uhuk' ini tiba-tiba menjauh dari saya, membalas pesan singkat pun sangat singkat sesingkat-singkatnya. Setiap hari saya semakin bingung dengan perubahan sikapnya yang sangat drastis itu. Saya pun berinisiatif untuk mencari identitas dan keberadaannya, tetapi masalahnya besar, saya saat itu belum tahu nama asli si 'uhuk' (tapi setidaknya saya tahu wajahnya). 

Sehari-hari, saya dan 'uhuk' chatingan di media sosial Line. Langkah awal saya cari keberadaannya dengan mengunjungi home Line-nya. Tidak ada satupun informasi yang membantu. Masalahnya ya itu, saya tidak tahu namanya, bahkan nama display si 'uhuk' ini tidak memakai nama aslinya. Google, Facebook, Twitter, Ask.fm, Instagram, semua saya jelajahi hanya untuk mengetahui siapa nama asli si 'uhuk' ini, karena setiap kali saya bertanya soal siapa nama aslinya, dia tidak pernah menjawab dengan serius.

Akhirnya saya kembali lagi ke home Line, menelusuri satu per satu koleksi fotonya. Ada satu foto yang berisi tulisan, sebuah nama--yaitu nama si 'ehem'--. Awalnya, saya telusuri nama itu di Facebook, saya lihat koleksi fotonya, ada foto si 'uhuk' di tengah-tengah mereka. Saya mencoba kembali mencari nama si 'ehem' ini di Instagram. Benar saja, ada lagi satu foto si 'uhuk' di tengah-tengah mereka. Foto itu kemudian saya love.
Tak lama kemudian, ada seseorang di Instagram yang love banyak sekali foto saya, terakhir, dia follow saya. Saya heran, hanya satu love dan balasannya sebanyak ini? Akhirnya saya follback lah dia. Setelah beberapa saat, masih di Instagram. si 'ehem' ini berkomentar di salah satu foto saya, dan dari situ lah perkenalan dimulai. Dia meminta pin BBM saya, saya beri, dan berlanjut hingga sekarang.
Dan dengan cara ini akhirnya saya mengetahui nama asli dan identitas si 'uhuk' sebenarnya.


Huft, pegal saya mengetik -_-

Demikianlah cerita singkat perkenalan saya dengan si 'ehem'. Dan hingga sekarang saya menjalani hubungan yang spesial dengan si 'ehem' ini. Ciyeeee~
Dari pertama kami saling mengenal--yang tanggal kenalnya dirangkap sebagai tanggal jadian--kami baru bertemu satu kali, sewaktu dia ada job workshop di salah satu SMK di Kabupaten Kuningan. Sangat dramatis. Dan setelah ini kami tidak tahu entah kapan lagi kami bisa bertemu.

Bagi saya dan kebanyakan pasangan, LDR sendiri adalah suatu hubungan yang tidak mudah dijalani. Selain harus menahan rindu kepada pasangan, kita juga menjadi sulit mengontrol pasangan di luar sana. Selain itu, godaan menjalani LDR juga sangat besar. Jika pendirian oleng sedikit saja, bersiaplah menghadapi kehancuran.

Berikut ini tips menjalani LDR dari saya, bisa lah dijadikan contoh :D

1. Saling menjaga kepercayaan dan komitmen

Dalam suatu hubungan, menjaga kepercayaan adalah hal terpenting. Apalagi jika menjalani LDR. Cinta dan kepercayaan adalah suatu hal yang berkesinambungan. Jika salah satunya tak ada, maka yang lainnya pun tak ada. Kuncinya, percaya, hilangkan semua pikiran negatif tentang si doi, jauhkan pikiran bahwa di luar sana si pacar berselingkuh atau apapun. Selain tak akan mendapat ketenangan, pikiran seperti ini hanya akan menimbulkan kecurigaan yang akan membuat satu sama lainnya merasa tak nyaman. Tentu saja, yang dipercaya juga jangan memanfaatkan kepercayaan yang telah diberikan. Jagalah perasaan satu sama lain, jangan ada sedikitpun pengkhianatan, ingatlah komitmen yang sudah dibuat satu sama lain.

2. Menjaga komunikasi
Siap menjalani LDR berarti siap pula menahan rindu kepada pasangan, harus siap pula tidak bertemu pasangan dalam waktu lama. Untuk itu, komunikasi yang lancar sangatlah diperlukan. Berilah kabar setiap hari, tak harus seharian berkirim pesan singkat, setidaknya berilah kabar setiap hari walaupun hanya sekedar menyapa dan bercerita pengalaman. Jika ada waktu luang, hubungilah si doi lewat telepon atau videocall, setidaknya untuk mengobati rasa rindu yang meluap-luap.

3. Ketika bertemu, lakukanlah sesuatu yang berkesan dan sulit dilupakan
Bagi pasangan yang menjalani LDR, ini adalah momen yang tak bisa dilewatkan. Ketika keduanya ada waktu luang, isilah dengan sesuatu yang bermakna, seperti pergi berjalan-jalan, dinner, hangout bersama, atau bahkan hanya dengan hal kecil seperti berfoto bersama yang sekiranya bisa meninggalkan kesan yang indah.


Sekian tulisan dari saya di postingan ini, mohon maaf apabila menemukan kata-kata yang terkesan lebay. :D
Semoga bermanfaat :)

Rabu, 30 Desember 2015

Basa Basi

Halo pembaca, selamat datang di blog saya.
Kenalan dulu lah ya, nama saya Andini Fitriani Dewi. Mau panggil apa saja terserah, tapi kebanyakan orang memanggil saya Andini. Saat ini saya berumur 18 tahun--lumayan tua--tapi kelakuan dan penampilan saya masih seperti anak berumur 17 tahun. Okey!

Mengenai blog ini, tampilannya masih sederhana, maklum lah newbie..
Okey hari ini tepatnya tanggal 31 Desember 2015 saya menulis blog ini yang saya pun tak tahu mau menulis apa di dalamnya.

Terus kalo gitu ngapain nulis blog kalo gak bisa nulis?
Jawabannya ya coba-coba aja dunia baru. Soalnya saya rasa belakangan ini saya sering merasa bosan. Entah bosan karena apa. Mungkin gara-gara kerjaan saya di rumah dalam waktu 24 jam dalam 7 hari tak lain dan tak bukan adalah tiduran dan leyeh-leyeh. Pada awalnya saya merasa senang dan merasa hidup saya sangat tenang, bahkan terlalu tenang. Tapi lama kelamaan dalam situasi seperti ini saya merasa bosan dan tidak nyaman. Saya yang memiliki hobi menggambar ini memang kadang-kadang meluangkan waktu saya untuk menggambar atau membuat sketsa (sketsa saja, tanpa saya lanjutkan ke tingkat yang lebih tinggi), tapi tak bisa dipungkiri tidak setiap waktu saya bisa menggambar, artinya kalau mood sedang bagus dan hati saya sedang sabar untuk menggambar, okey saya lakukan, tapi kalau mood sedang jelek ditambah hasil gambar yang tidak sesuai keinginan itu malah bukan membuat hati senang. Jadinya, yang ada bukan mengisi waktu, malah menyita waktu.

Inspirasinya saya buka-buka blog orang saja, kebetulan blog yang saya buka itu blog 'ehem'nya saya. Isinya kebanyakan pengalaman pribadinya, mulai dari puisi untuk ibundanya, karirnya, hingga catatan perjalanannya. Dari situ lah saya berpikir "Lah gini doang mah gue juga bisa". Akhirnya bermodalkan nekat saya membuat blog ini, meskipun saya tidak ada hobi apalagi mempunyai bakat dalam menulis.

Mungkin ini sekedar basa-basi perkenalan blog baru saya. Oke deh saya bocorin satu hal kepada kalian wahai pembaca. Saya mengutip sebuah kalimat dari blognya 'ehem' saya:


" Dulu aku membaca untuk bisa pintar, sekarang aku menulis untuk membuat orang pintar" 

Semoga bermanfaat. :)